"Gegarane wong akrami, dudu bondho dudu rupo, amung ati pawitane..."
Sepenggal lirik dari tembang jawa berjudul "Dadi Ati", menguak akan pepatah "Cinta itu Buta", tak memandang nilai nilai yg menyudutkan adanya sedikitpun selisih persepsi kehidupan, alami senatural rasa tatkala pandangan pertama di antara keduanya.
Alangkah indah sebuah cinta jika benih benihnya tanpa adanya rasa keterpaksaan, dan betapa bahagianya jika tumbuh kembangnya tak jua ada silih ganti problema.
Namun, sungguh ironisnya menyayat hati, manakala tolak awal rajutan masa depan itu telah terlarang akan sesuatu.
Dalam adat Jawa, ada sebuah tradisi yg hingga kini masih begitu diyakini kebenarannya, yg bilamana seorang laki laki hendak mempersungting seorang perempuan, maka arah rumah perempuan dari rumah laki lakinya tidak dihalalkan Ngalor-Ngulon.
Ngalor-Ngulon dalam arti bahasa Indonesia adalah Utara condong ke Barat, atau dalam arah mata angin disebut Barat Laut.
Kenapa? Ya, apapun jawabannya, itulah mitos, suatu kepercayaan yg diwariskan turun temurun, hingga ketenarannya masih diemban oleh generasi keturunannya sebagai sebuah tradisi.
Lantas bagaimana jika mitos tersebut dilanggar? Konon jika ada pasangan yg melakukan larangan "Ngalor-Ngulon" tersebut, niscaya rumah tangganya tak akan bahagia, banyak muncul berbagai prahara, bahkan akan berujung pada perceraian. Atau salah satu dari sanak keluarga mereka akan berakibat sakit berkepanjangan.
Mungkin terkesan mengada ada, karena dalam rumah tangga, tak khayal dengan adanya prahara, pun sakit itu juga telah menjadi bagian dari hidup ini, secara logika karena kurang menjaga kesehatan, dan secara islamiah adalah cobaan dari Allah.
Namun itulah mitos, seakan telah menjadi kitab dari nenek moyang yg selalu terpegang teguh oleh anak cucunya. Tak jarang, pasangan yg telah lama menjalin hubungan, harus rela terpisah sebelum merajut rumah tangga karena rumah mereka berarah ngalor ngulon. Seolah olah "sedia payung sebelum hujan", lebih baik sakit di dini hari daripada esok lusa.
Hehe... Ngalor-Ngulon...
Mau Percaya? atau Tidak? Monggo...
Sepenggal lirik dari tembang jawa berjudul "Dadi Ati", menguak akan pepatah "Cinta itu Buta", tak memandang nilai nilai yg menyudutkan adanya sedikitpun selisih persepsi kehidupan, alami senatural rasa tatkala pandangan pertama di antara keduanya.
Alangkah indah sebuah cinta jika benih benihnya tanpa adanya rasa keterpaksaan, dan betapa bahagianya jika tumbuh kembangnya tak jua ada silih ganti problema.
Namun, sungguh ironisnya menyayat hati, manakala tolak awal rajutan masa depan itu telah terlarang akan sesuatu.
Dalam adat Jawa, ada sebuah tradisi yg hingga kini masih begitu diyakini kebenarannya, yg bilamana seorang laki laki hendak mempersungting seorang perempuan, maka arah rumah perempuan dari rumah laki lakinya tidak dihalalkan Ngalor-Ngulon.
Ngalor-Ngulon dalam arti bahasa Indonesia adalah Utara condong ke Barat, atau dalam arah mata angin disebut Barat Laut.
Kenapa? Ya, apapun jawabannya, itulah mitos, suatu kepercayaan yg diwariskan turun temurun, hingga ketenarannya masih diemban oleh generasi keturunannya sebagai sebuah tradisi.
Lantas bagaimana jika mitos tersebut dilanggar? Konon jika ada pasangan yg melakukan larangan "Ngalor-Ngulon" tersebut, niscaya rumah tangganya tak akan bahagia, banyak muncul berbagai prahara, bahkan akan berujung pada perceraian. Atau salah satu dari sanak keluarga mereka akan berakibat sakit berkepanjangan.
Mungkin terkesan mengada ada, karena dalam rumah tangga, tak khayal dengan adanya prahara, pun sakit itu juga telah menjadi bagian dari hidup ini, secara logika karena kurang menjaga kesehatan, dan secara islamiah adalah cobaan dari Allah.
Namun itulah mitos, seakan telah menjadi kitab dari nenek moyang yg selalu terpegang teguh oleh anak cucunya. Tak jarang, pasangan yg telah lama menjalin hubungan, harus rela terpisah sebelum merajut rumah tangga karena rumah mereka berarah ngalor ngulon. Seolah olah "sedia payung sebelum hujan", lebih baik sakit di dini hari daripada esok lusa.
Hehe... Ngalor-Ngulon...
Mau Percaya? atau Tidak? Monggo...