3 October 2013

Lain Ladang Lain Belalang, Lain Kelas Lain Fasilitasnya

Semi emosiku mencuat tatkala mendengar kata kata "Pernah naik PO A, tapi jok'nya sempit, gak bisa selonjoran lagi, gak seperti pas naik PO B".
Rasanya kalimat apa yg mesti ku tonjokkan supaya pemahamannya tentang kelas bis gamblang benderang, huh andai saja semua terlahir sebagai insan maniak bis, niscaya tiada seucap kalimat pun yg pernah terdengar demikian.
Pelanggan memang menentukan serta berkesimpulan, bebas memilih dan suka suka berpendapat, namun seyogyanya mengerti lah bahwasanya A dan B itu tidak dalam entri level yg sejajar, artinya tidak mengusung kelas yg sama, PO A berkelas VIP sedangkan PO B berkelas Executive.
Terkecuali jika compare dalam diri pribadinya itu mengambil bis yg berkelas sama sebagai komposisinya, misal sama sama berkelas VIP, atau sama sama berkelas Executive, itu baru benar.
Secara umum, bis VIP mengadopsi jumlah kursi yg lebih banyak daripada Executive, sehingga logikanya jelas tergambar bahwa keadaannya memang lebih sempit. Dan bis VIP juga tidak menfasilitaskan legrest sebagai penunjang kelengkapan kabin armadanya, berbeda dengan kelas Executive ke atas, sehingga bisa untuk selonjoran. Walaupun ada seh, PO yg armada kelas Executivenya berjumlah kursi sama dengan bis VIP pada umumnya, serta non legrest pula, tapi bukan PO itu yg ku maksud dalam kalimat yg melantari anyel'ku tadi.
Sehingga nama PO bukanlah patokan yg resmi sebagai tolak ukur sempit longgarnya tempat duduk, karena sebuah PO bisa mempunyai beberapa kelas sebagai opsinalnya, kalaupun memang ingin membandingkan ya mesti secara sehat dalam artian dengan kelas yg seimbang.

No comments:

Post a Comment