15 December 2012

Ini Bis VIP..! Bukan V-VIP

Senja enggan bertahan, panorama kuning kemerahan sang candi ayu kian memudar menjadi hitam, parade led lampu New Marcopolo telah nampak terang membiru, oh rupanya hari mulai beranjak petang... Sebuah Taksi ber'trade-mark Kosti berhenti di depan agen tempatku menjalani penantian pada bis 15 yg bakal menghampiriku, sang sopir yg berjenis wanita turun dan langsung menyambangi petugas loket, tak lama disusul kedua penumpang kendaraan public menengah ke atas itu yg salah satunya adalah gadis seumuranku dan lainnya adalah ibu sebaya mbah'ku. Di dalam agen terdengar sopir taksi itu tengah melancarkan aksi negosiasi dengan penjaga, entah siapakah di antara ketiga perempuan itu yg akan berangkat ke Jakarta dengan PO Harapan Jaya malam itu, yg jelas bukan sopir taksinya lah... Seusai merampungkan urusan pembelian tiket, wanita yg berkarir menunjukkan emansipasinya itu pun kembali ke mobil sarana mencari nafkahnya dengan sebelumnya mengucapkan selamat jalan pada gadis mantan penumpangnya tadi, oh jadi cewek cantik itu hendak menuju Jakarta to, wah sayang dia bersama seorang ibu, andaikan aja dia sendiri... Tak lama berselang, seorang bapak datang dengan sebuah sepeda motor, lantas mendekati si cewek dan ibu itu, dari perhatianku pada bentuk percakapannya, mungkin seh bapak itu adalah bagian keluarga mereka, namun gak tau dengan maksud dan tujuan apa beliau ke situ, apa hanya ingin sekedar mengucapkan selamat jalan, atau malah menjemput ibu itu, sehingga cewek manis itu hanya berangkat ke Jakarta seorang diri? Hmmm, semoga aja begitu, hehehe... ngayal, kalaupun aja cewek berpostur tubuh tinggi itu benar benar sendiri, berapa persentase kemungkinanku untuk bisa satu bis dengannya, secara dari tujuan dan kelas bis ada banyak, dan aku hanya bisa ikut satu bis saja yaitu bis 15, yg merupakan kode bis dengan tujuan Bogor berkelas VIP. Berselang detik yg menjadi menit dan terakumulasi mencapai setengah jam, akhirnya bis yg ku tunggu datang, aku langsung bergegas beranjak ke dalam bis tanpa teringat segala khayalanku tadi, setelah aku bisa menompangkan tubuhku di seat nomor 8A, tak ku sangka dan betapa kagetnya aku, di depan terlihat cewek berambut lurus panjang itu ternyata mengikuti jejak langkahku. Aduh, seolah aku merasakan kutipan Laskar Pelangi "Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi mimpi itu" menjadi kenyataan, bagaimana tidak, dari berbagai kemungkinan yg mulanya ku ragukan, kini telah menjadi satu kepastian, aku bisa bareng dalam satu kabin bis dengan perawan ayu itu. Nalarku mulai bekerja dengan sendirinya, aku duduk di seat 8A dan seat 8B masih kosong, dan dari agen Solo tersebut hanya aku dan dia aja yg naik ke bis 15, sudah bisa ku pastikan keniscayaan bahwa dia bakal ku sanding di seat 8B, getaran dada semakin kencang dan cepat, telapak tangan menjadi dingin dan berair menahan grogi yg berlebih, harapan bercampur tanda tanya bernaung di hatiku... Setelah dia berposisi berdiri di loby samping seatku, bola mata indahnya melirak lirik kanan kiri mencari nomor tempat duduk yg sesuai dengan angka pada tiketnya, lalu menuju ke bapak yg telah duduk di seat seberangku yaitu seat 8CD, bibir manisnya mulai mengucap kata "Maaf, Bapak duduk dimana yach, ini tempat duduk saya", bapak paruh baya yg seharusnya tidak menempati seat di nomor itu pun menjawab "O iya, saya duduk di 7A, mbak nomor berapa duduknya? Ini kan yg satu masih kosong" sembari menunjuk seat 8D di sebelahnya, "Saya di 8D pak, tapi katanya agen tadi 8CD kosong, saya mau duduk sendiri". Betapa berbalik 180 derajat segala mimpi mimpi ku tadi, sudah harapan yg tak tercapai, dan lebih tragis lagi mendengar kata kata yg terangkai dari lidahnya itu. Ini kan bis bertitel kelas VIP bukan VVIP, dimana formasi seat yg tersedia adalah 2-2, bagaimana imajinasi yg diterapkan pada pola pikirnya sehingga dia mengingikan dua unit tempat duduk dengan satu tiket? Di bis berkelas Super Executive pun, pemegang satu tiket hanya diperkenankan menduduki satu kursi single. Andai aku mampu membalas dramatisnya kalimat yg terucap tanpa rasa malu dan kasihan, namun apa daya, dalam satu unit bis ada lebih dari 30 orang yg kesemuanya terbingkai dalam satu ikatan customer PO Harapan Jaya. Oh My God, aku baru tersadar bahwasanya jiwaku telah terpengaruh akan goda sesosok gadis itu, tanpa aku sadari aku telah mengabaikan urusan bis yg menjadi kegilaanku. Mungkin inilah jawabannya kenapa Allah tidak memeluk mimpiku bersama cewek itu, karena aku adalah seorang BisMania, bukan CewekMania.

No comments:

Post a Comment