Hadir dengan tubuh yg sedang nge-trend High Decker, bermata sipit nan bening, dengan aksen rear-lamp ala Touring di bagian buritannya. Hmmm, memang di awal kelahirannya tak
kurang menarik pesona, lebih khusus lagi untuk Rahayu Santosa sendiri, gagasan desain yg berhasil direalisasi itu
seakan menjadi senjata bahwa dirinya belumlah pupus setelah beberapa waktu
hanya mengandalkan Evo-series yg
terkesan monoton sebagai peluru peluru perangnya dengan sesama bus builder.
Entah, memang telah menjadi konsekuensi sebelumnya, ataukah hanya pikiran tiba tiba, bahwa menurut informasi yg bisa dilihat di sini, body terupgrade bertajuk Skyliner itu dilabel ke dalam kelas platinum, alias bis bis yg menyandang baju tersebut dikhususkan pada bis premium. Sehingga chasis yg dihalalkan sebagai pondasinya hanyalah yg berspesifikasi space frame serta build-up suspensi udara saja.
Spontan pasal pasal yg mengatur tentang hal itu dikuatkan dengan chasis Mercedes-Benz OH 1626 yg menyangga body berkelir silver saat pertama kali launching di IIMS 2012 silam. Lambat laun, PO Anugerah yg ketika itu menjadi salah satu operator yg mengikuti road test Mercedes-Benz OC 500 RF 1836 memilih body adik kandung Euroliner itu sebagai rumah rumah chasis modular yg menanggalkan huruf H yg menjadi identitas mesin belakang dari Mercy itu. Tak lama, operator bis pariwisata Manhattan pun membenamkan produk terbaru dari pabrikan Swedia Scania K360i untuk menjadi tompangan kabin made in karoseri yg berhome base di Gunung Putri tersebut.
Sungguh, beberapa fenomena itu cukup memberi image Skyliner sebagai body bis premium, serta membuktikan bahwa Rahayu Santosa pun mampu mempertahankan konsekuensinya.
Saat arus mudik kemarin, sempat melihat Agra Mas di Jalan Raya Bogor juga memakai body tersebut, padahal sepengetahuan selama ini PO berkelir merah itu begitu loyalis dengan chasis Hino, namun kabar kabarnya ternyata bis dengan kode BM 040 itu memang mengusung chasis RN285 yg merupakan satu satunya varian Hino dengan pembekalan balon udara. So, sampai di sini, belum ada tindakan yg melanggar atas bunyi pasal yg diatur dalam undang undang Rahayu Santosa tentang pengalokasian body terbarunya itu.
Namun oh namun,,, belum lama ini ada sebuah foto di sebuah group facebook yg kiranya patut untuk dijadikan bahan bukti dalam mengusut kebenaran akan undang undang tersebut diatas...
Sekilas yg paling nampak, bahwa armada tersebut dipakai untuk kelas Non AC, terbukti dengan keberadaan kaca samping yg bisa dibuka tutup sebagai celah sirkulasi udara. Secara logis, mungkinkah chasis yg berada dalam high-level digunakan untuk melayani penumpang yg peka akan pendingin ruangan? Apalagi PO itu masih dalam jangkauan homebase di pulau Jawa, sedangkan PO di seberang barat sana yg terbilang jor-jor'an pun minimal menggunakan chasis chasis mahal itu untuk kelas Patas VIP ke atas.
Itu baru dalam logika, secara teknis, perhatikan overhang depan yg paling ampuh untuk dijadikan patokan. Belumlah merambah ke hal yg detail, dilihat dari ukuran panjangnya saja, adakah varian Mercy build up Air Suspension yg berukuran overhang sependek itu? Apalagi Hino yg dari generasi RG pun jarak antara lubang pintu dan spakbor memang lebih panjang daripada Mercy generasi OH 1521 dan kakak tuanya. Lebih lebih Scania atau Golden Dragon, impossible kan? Kalaupun Volvo, its Volvo apakah gerangan?
Nah, lalu chasis apakah yg sebenarnya terbenam di balik body indah yg disanjung premium itu?
Setelah meragukan akan konsekuensi sebuah Skyliner oleh RS karoseri lantaran munculnya bukti tersebut, lantas secara tiba tiba entah mengapa tak lama dari foto yg pertama muncul foto kedua di gruop Garuda Mas Mania itu...
Tak perlu detail kejelasan lagi kan soal foto di atas? Dari grill depan dan emblem yg menghiasinya, cukup dimengerti bukan?
Nah, bagaimanakah sebenarnya fenomena itu terjadi, mungkinkah Rahayu Santosa memang tak kukuh dalam mematenkan gadangan premium pada produk mutakhirnya tersebut? Ataukah memang itu merupakan sebuah limited oleh RS, khusus pada PO Garuda Mas yg memang telah loyalitas padanya semata?
Entah, memang telah menjadi konsekuensi sebelumnya, ataukah hanya pikiran tiba tiba, bahwa menurut informasi yg bisa dilihat di sini, body terupgrade bertajuk Skyliner itu dilabel ke dalam kelas platinum, alias bis bis yg menyandang baju tersebut dikhususkan pada bis premium. Sehingga chasis yg dihalalkan sebagai pondasinya hanyalah yg berspesifikasi space frame serta build-up suspensi udara saja.
Spontan pasal pasal yg mengatur tentang hal itu dikuatkan dengan chasis Mercedes-Benz OH 1626 yg menyangga body berkelir silver saat pertama kali launching di IIMS 2012 silam. Lambat laun, PO Anugerah yg ketika itu menjadi salah satu operator yg mengikuti road test Mercedes-Benz OC 500 RF 1836 memilih body adik kandung Euroliner itu sebagai rumah rumah chasis modular yg menanggalkan huruf H yg menjadi identitas mesin belakang dari Mercy itu. Tak lama, operator bis pariwisata Manhattan pun membenamkan produk terbaru dari pabrikan Swedia Scania K360i untuk menjadi tompangan kabin made in karoseri yg berhome base di Gunung Putri tersebut.
Sungguh, beberapa fenomena itu cukup memberi image Skyliner sebagai body bis premium, serta membuktikan bahwa Rahayu Santosa pun mampu mempertahankan konsekuensinya.
Saat arus mudik kemarin, sempat melihat Agra Mas di Jalan Raya Bogor juga memakai body tersebut, padahal sepengetahuan selama ini PO berkelir merah itu begitu loyalis dengan chasis Hino, namun kabar kabarnya ternyata bis dengan kode BM 040 itu memang mengusung chasis RN285 yg merupakan satu satunya varian Hino dengan pembekalan balon udara. So, sampai di sini, belum ada tindakan yg melanggar atas bunyi pasal yg diatur dalam undang undang Rahayu Santosa tentang pengalokasian body terbarunya itu.
Namun oh namun,,, belum lama ini ada sebuah foto di sebuah group facebook yg kiranya patut untuk dijadikan bahan bukti dalam mengusut kebenaran akan undang undang tersebut diatas...
Sekilas yg paling nampak, bahwa armada tersebut dipakai untuk kelas Non AC, terbukti dengan keberadaan kaca samping yg bisa dibuka tutup sebagai celah sirkulasi udara. Secara logis, mungkinkah chasis yg berada dalam high-level digunakan untuk melayani penumpang yg peka akan pendingin ruangan? Apalagi PO itu masih dalam jangkauan homebase di pulau Jawa, sedangkan PO di seberang barat sana yg terbilang jor-jor'an pun minimal menggunakan chasis chasis mahal itu untuk kelas Patas VIP ke atas.
Itu baru dalam logika, secara teknis, perhatikan overhang depan yg paling ampuh untuk dijadikan patokan. Belumlah merambah ke hal yg detail, dilihat dari ukuran panjangnya saja, adakah varian Mercy build up Air Suspension yg berukuran overhang sependek itu? Apalagi Hino yg dari generasi RG pun jarak antara lubang pintu dan spakbor memang lebih panjang daripada Mercy generasi OH 1521 dan kakak tuanya. Lebih lebih Scania atau Golden Dragon, impossible kan? Kalaupun Volvo, its Volvo apakah gerangan?
Nah, lalu chasis apakah yg sebenarnya terbenam di balik body indah yg disanjung premium itu?
Setelah meragukan akan konsekuensi sebuah Skyliner oleh RS karoseri lantaran munculnya bukti tersebut, lantas secara tiba tiba entah mengapa tak lama dari foto yg pertama muncul foto kedua di gruop Garuda Mas Mania itu...
Tak perlu detail kejelasan lagi kan soal foto di atas? Dari grill depan dan emblem yg menghiasinya, cukup dimengerti bukan?
Nah, bagaimanakah sebenarnya fenomena itu terjadi, mungkinkah Rahayu Santosa memang tak kukuh dalam mematenkan gadangan premium pada produk mutakhirnya tersebut? Ataukah memang itu merupakan sebuah limited oleh RS, khusus pada PO Garuda Mas yg memang telah loyalitas padanya semata?